Bandung Barat, 12 Agustus 2023 – Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa pada era saat ini, bahkan mencapai peringkat tinggi secara global, memicu pertanyaan kritis: Apakah kemakmuran ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat umum? Pernyataan Profesor Awalil Rizki bahwa hanya 1% dari populasi Indonesia yang menguasai 99% kekayaan negara, mengungkapkan disparitas atau kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat.
Dalam wawancara eksklusif baru-baru ini dengan Asep Hendra Maulana, SH., MH., sosok salah satu tokoh terkemuka di Kabupaten Bandung Barat, yang dilakukan oleh Media Dunsanak, pandangan tentang masalah ini muncul. Asep, terkenal karena salah satu akibat dampak globalnya sebagai pendiri Komunitas Asep Asep yang mendunia dan perannya sebagai Ketua Pencak Silat Indonesia di Kabupaten Bandung Barat, memberikan pengamatan yang berwawasan.
Negara sedang berjuang dengan berbagai tantangan di tingkat sosial—mulai dari pendidikan dan pengangguran hingga korupsi. Saat ini, Indonesia menghadapi ketidaksetaraan yang luar biasa, di mana disparitas ekonomi hanyalah salah satu sisi dari beragam masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Asep menegaskan bahwa distribusi kekayaan yang adil dan pengelolaan aset negara sangat terkait dengan tata kelola oleh otoritas, mulai dari Presiden hingga pemimpin lokal. Para anggota parlemen, yang mewakili rakyat, memiliki pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan dan implementasinya.
Pemilihan pemimpin yang selektif dan cerdas sangat penting. Asep menekankan pentingnya memilih pemimpin dan perwakilan dengan rekam jejak yang tak terbantahkan dan pengalaman dalam memperjuangkan kesejahteraan warga. Ia mendorong penilaian kritis terhadap pilihan-pilihan potensial, dengan menekankan bahwa pemilihan mendatang akan tanpa ragu membentuk jalur negara untuk masa depan yang dapat diprediksi.
Di lanskap saat ini, calon legislator dan kandidat jabatan politik berlomba-lomba untuk dipilih. Berbagai taktik, termasuk memberikan insentif material dan kontribusi keuangan yang dibagi-bagikan kepada masyarakat, digunakan untuk mendapatkan dukungan. Namun, Asep mendorong pendekatan yang cermat terhadap insentif-insentif ini. Ia menyarankan untuk menerima dukungan keuangan namun tetap mempertahankan otonomi untuk memberikan suara secara rahasia, memungkinkan pemilih untuk mendukung kandidat yang benar-benar melayani kepentingan masyarakat, keluarga, komunitas, dan afiliasi mereka. “Terima saja uangnya, namun siapa yang dipilih urusan kita masing-masing di bilik suara yang rahasia itu!”, ungkap Asep.
Asep, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Relawan Anies di Jawa Barat, menegaskan pandangan ini. “Dalam kondisi saat ini, di mana ekonomi masyarakat tidak dalam keadaan baik, lalu, siapa yang telah kita pilih di masa lalu?” ungkapnya.