Oleh: Sulung Nof
Apakah Anda sempat membaca tulisan bertajuk “Afirmasi Positif” dan “Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang”? Nah, tulisan kali ini ada tali-temali dengan dua tulisan tersebut.
Kalau Anies Baswedan muda membangun tradisi dengan terbuka terhadap kritik, kami para pendidik dilatih untuk lebih mengeksplorasi cara pandang positif terhadap kawan atau suatu hal.
Dalam salah satu sesi pelatihan, kami diberikan selembar kertas dan alat tulis lalu diminta untuk menuliskan satu hal/sikap/kepribadian positif dari nama kawan yang disebutkan satu persatu.
Contohnya ada kawan kita namanya Anies. Lalu semua peserta diminta menyebutkan hal baik yang ada dalam dirinya. Kemudian dituliskan dalam selembar kertas yang telah diberikan.
Anies itu:
Senyumnya manis
Rendah hati
Pemaaf
Santun
Selalu mendengarkan
Peduli
Setia kawan
Pemberani
Bertanggungjawab
Cerdas
Dan lain-lain
Semua penilaian terhadap Anies dikompilasi dan diketik ulang, lalu kertas itu diberi hiasan dan dilaminasi. Jadilah bentuknya souvernir yang dibagikan kepada yang bersangkutan.
Hal seperti ini tampaknya sederhana, tapi sesungguhnya punya makna. Jika terus dilatih, maka boleh jadi kita akan lebih mudah dan dermawan untuk saling memberikan apresiasi.
Mulanya kita mungkin kesulitan menemukan kata positif untuk diberikan. Tapi seiring waktu, semoga terbentuk atmosfir positif. Dari kenal lalu jadi teman, jadi sahabat, dan jadi keluarga.
Sampai sekarang, momen pelatihan saat itu adalah salah satu yang sangat berkesan bagi saya. Apakah bisa kita aplikasikan dalam dunia Relawan Anies Baswedan? Patut dicoba.
Bandung, 18012023