Bandung merupakan kota yang memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar di Indonesia. Arief Syaifudin selaku Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Bandung memberikan konsentrasi khusus untuk ekonomi kreatif. Arif menyampaikan hal tersebut di Hotel Horison Bandung pada Rabu (15 Maret 2023). Pandangan Arif pun diperkuat oleh beberapa peneliti lain pada kesempatan yang sama.
Bagaimana posisi Bandung terkait ekonomi kreatif secara nasional dan dunia, permasalahan yang dihadapi, serta bagaimana Kota Bandung menyikapi permasalahan tersebut? Kami merangkum pandangan mereka melalui tulisan ini.
Dosen dan Peneliti Pariwisata, Mikael Maestro mengungkapkan bahwa selama ini, masyarakat Bandung telah membuktikan lahirnya berbagai hasil kreasi dan inovasi dari berbagai subsektor ekonomi kreatif. Berbagai pengakuan secara nasional dan internasional pun telah didapatkan oleh Bandung terhadap kreativitas yang ada di kota tersebut. Karena itulah, Kota Bandung disebutnya sebagai Bandung The City of Creators.
Dr. Ir. Hj. Riela Fiqeina, M.Si sebagai peneliti dan pakar kebijakan publik memandang bahwa beberapa permasalahan terkait ekonomi kreatif umumnya di dunia, termasuk di Indonesia. Permasalahan tersebut diantaranya dalam hal mengidentifikasi, mendata, dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi kreatif ini.
Sejalan dengan Arief, Riela menyebutkan Kota Bandung perlu memperatajam strategi terkait ekonomi kreatif ini dari berbagai aspek. Baik aspek teknis maupun aspek non teknis.
Dosen dan peneliti teknologi informasi, Jack Febrian Rusdi menyebutkan strategi dari aspek teknis dan non teknis yang diterapkan Kota Bandung menarik untuk ditelaah. Diantaranya melalui penerapan strategi penggunaan teknologi untuk mengidentifikasi, mendata, dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi kreatif ini. Strategi yang diterapkan oleh Kota Bandung misalnya melalui pengembangan aplikasi melalui platform Patrakomala serta memfasilitasi masyarakat dalam mendukung ekonomi kreatif untuk tumbuh dan berkembang di kota Bandung.
Dengan adanya Patrakomala, para stakeholder ekonomi kreatif dan pariwisata dapat memetakan ekonomi kreatif yang ada di kota ini. Termasuk menjalani kolaborasi, dan eko sistem ekonomi kreatif itu sendiri. Melalui berbagai fasilitas kegiatan yang diadakan, para kreator dapat saling berinteraksi, berdiskusi, bertukar pikiran. Sehingga hubungan antar pelaku ekonomi kreatif mampu saling berbagi, bekolaborasi, dan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif itu sendiri. Selain itu, untuk memperkuat ekonomi kreatif, para pelaku juga difasilitasi pemerintah seperti penyediaan fasilitas pendaftaran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap hasil karya yang dihasilkan oleh para creator.
Pendapat Jack juga diperkuat oleh Riela, bahwa HAKI ini penting bagi para creator, dengan adanya HAKI ini, eksistensi para kreator diperkuat seara hukum. HAKI ini melindungi para kreator terhadap hasil kreativitas yang mereka ciptakan.
Pada kesempatan yang sama, Founder Patrakomala, Sanny Megawati menyebutkan bahwa melalui platfom ini, masyarakat dan berbagai unsur pentahelix dapat melihat perkembangan serta kegiatan terkait ekonomi kreatif di Kota Bandung. Pertumbuhan akun yang mendaftar pada Patrakomala ini pun tumbuh dari waktu ke waktu.
Sebagai peneliti Pariwisata, Mikael menyebutkan hasil dari kreativitas kreator inilah yang menjadikan Bandung ini unik, dan menjadikan Kota Bandung kaya akan dasil karya yang membuat Bandung semakin menarik untuk dikunjungi. Kreativitas yang dihasilkan oleh para creator ini telah dibuktikan dalam banyak subsektor, termasuk diantaranya dari sisi perfilman, musik, kuliner, dan fashion. Meskipun bandung tidak kaya akan potensi alamnya, khususnya dibandingkan dengan daerah lain.
“Selama ini, Bandung mampu menarik turis lokal maupun internasional, dan mereka menjadikan Bandung kota favorit sebagai destinasi wisata yang mereka kunjungi, salah satu penyebabnya adalah karena keberadaan para creator yang ada di kota ini,” tutup Mikael.