Peneliti dan Dosen Teknologi informasi, Jack Febrian Rusdi menyampaikan tantangan orang tua di era teknologi yang serba terhubung ini. Kajian ini disampaikannya pada kegiatan Parenting di TK Bhayangkari 37 Polrestabes Bandung pada hari Rabu (10/05) lalu. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah, guru, dan orang tua di lingkungan pendidikan tersebut. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Persatuan Orang Tua Murid 37 (POTM 37) yang diketuai oleh Arlinda Febrian.
Pada kesempatan itu, Jack yang merupakan dosen dari Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) ini memiliki jejak pendidikan dari S1, S2, dan S3 di bidang teknologi informasi, serta pendidikan S1 lainnya dalam bidang Psikologi ini menyampaikan bagaimana impian orang tua terhadap anak mereka, apa saja yang membunuh karakter positif anak, apa saja yang menyuburkan peluang kemandirian dan prestasi pada anak, serta bagaimana orangtua menyikapinya.
Dalam pembukaan, Kepala Sekolah TK Kemala Bhayangkari 37, Ela Relati, S.Pd. mengungkapkan bahwa kegiatan parenting dilaksanakan untuk memberikan wawasan kepada orangtua dan pendidik di lingkungan sekolah. Program Parenting ini juga bertujuan untuk menyambung silaturahmi antara orangtua dengan guru sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan Yayasan Kemala Bhayangkari. Kegiatan tersebut membekali anak usia dini atau pra-sekolah dengan pendidikan yang baik. Terkait dengan perkembangan teknologi, pihak sekolah mengadakan kegiatan bertemakan “Membangun Kemandirian dan Prestasi Anak di Era Teknologi” untuk menghasilkan anak-anak yang berprestasi dan mandiri dengan akhlak yang baik dalam menghadapi tantangan di era saat ini.
Dalam paparannya, Jack menyampaikan bahwa tantangan dengan adanya teknologi ini pendidikan untuk anak bisa menjadi lebih mudah, mudah dalam arti positif maupun negatif. Apalagi bagi orang tua, anak berprestasi dan berakhlak adalah impian orangtua. Jack mengutip salah satu landasan pendidikan anak menurut islam peran ibu sebagai pendidik pertama dalam kehidupannya, sehingga perlu ditindaklanjuti sedemikian rupa.
Dalam pembukaan, Jack menampilkan murid TK tersebut, Arsyach Putra Febrian (6 tahun) yang mampu menyelesaikan puzzle rubik 3×3 yang telah diacak oleh orang tua dalam waktu singkat. Keterampilan Arsyach ini memperoleh tepuk tangan kekaguman dari hadirin, mengingat banyak orang bahkan satu minggu pun belum tentu mampu untuk menyelesaikan teka-teki rumit tersebut. Melalui contoh ini, Jack menarik kesimpulan bahwa masalah yang rumit bisa diselesaikan jika dihadapi dengan aturan dan struktur yang tepat. Dalam hal ini, Arsyach menjadi bukti nyata bahwa hal yang kompleks dapat diatasi dengan baik.
Ketika membahas tentang pembunuh karakter anak, Jack mengambil beberapa point berdasarkan sudut pandang berbagai penelitian di dunia. Beberapa masalah sering terjadi diantaranya adalah Pengabaian dan kurangnya perhatian orangtua, kekerasan dan pelecehan fisik, kurangnya pendidikan dan lingkungan keluarga yang tidak stabil. Selain itu juga disebabkan oleh paparan lingkungan yang buruk, perilaku yang agresif dari teman sebaya, paparan media yang tidak sesuai dengan usia anak, maupun karena ketidakmampuan mengatasi tekanan dan masalah sehari-hari.
Hal yang unik juga diangkat oleh Jack bagaimana karakter anak yang dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya terkait dengan penanaman nilai-nilai positif seperti kejujuran, kerja keras, kepedulian, kesederhanaan, kerendahan hati, dan keberanian. Disamping membantu anak mengembangkan rasa empati dan memahami perasaan orang lain, mendukung anak dalam mengeksplorasi minat dan bakatnya, sehingga menumbuhkan kepercayaan dirinya dan membangun rasa prestasi yang positif.
Karakter anak juga dipengaruhi dan dibentuk dengan memberikan lingkungan yang aman, mendukung, dan merangsang anak belajar dan berkembang. Termasuk memberikan perhatian dan dukungan yang konsisten, seperti pujian dan dorongan untuk membantu anak merasa dihargai dan merasa termotivasi. Selain juga memberikan batasan yang jelas dan konsisten, sehingga anak dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan belajar mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.
Faktor lainnya dalam pembentukan karakter ini juga terjadi dengan memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak sebaya, sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosionalnya. Selanjutnya mendorong anak untuk belajar berpikir kritis dan mandiri, serta memecahkan masalah. Disamping membiasakan anak dengan kegiatan yang positif seperti membaca, berolahraga, dan seni, sehingga mengembangkan minat dan bakat serta mengurangi paparan pada media yang tidak sehat.
Dari sisi orang tua, orang tua pun dapat memanfaatkan peran mereka melalui contoh yang baik dalam menunjukkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kerja keras, dan toleransi dalam tindakan mereka. Orang tua juga dapat memberikan kasih sayang dan perhatian agar anak merasa dihargai, diterima, dan termotivasi. Juga membantu membentuk rasa percaya diri dan meningkatkan kepercayaan diri. selain itu dengan memberikan batasan yang jelas dan konsisten agar anak dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan belajar mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.
Langkah lain peran orang tua juga melalui memberikan dorongan dan mendukung dalam minat dan bakat mereka baik emosional dan moral pada anak, mengajarkan keterampilan sosial seperti berbagi, berbicara dengan sopan, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif. Selanjutnya memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia sehingga anak dapat belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya. Selain itu menghindari paparan pada media yang tidak sehat seperti video game atau acara televisi yang mengandung kekerasan atau bahasa kasar, serta mengembangkan kegiatan positif terkait minat dan bakat seperti membaca, berolahraga, dan seni.
Elina S.Pd sebagai moderator acara saat penutupan acara menyampaikan, “Kegiatan ini telah memberikan bekal wawasan yang luas bagi guru maupun orangtua, terutama berdasarkan paparan yang telah disampaikan oleh Pak Jack”.
Beberapa tanggapan dari orang tua pun terungkap dari hasil kegiatan ini, seperti Lia Nurly selaku orang tua dari Marsya yang hadir mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat yang baik bagi orang tua khususnya, dan menambah pengetahuan baru. Selain itu, Ernawati orang tua dari Divo mengungkapkan adanya seminar parenting ini baik terutama dalam meningkatkan pengetahuan orangtua. Tika orangtua dari Rayyan berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, sehingga memberikan wawasan kepada orangtua dalam membimbing anak.
Ketua POTM 37, Arlinda, mengapresiasi kegiatan ini dan memberikan penghargaan kepada Yayasan Kemala Bhayangkari, Kepala Sekolah, dan pengajar atas dukungan mereka. Selain itu, Arlinda juga berterima kasih kepada orang tua yang turut mendukung kegiatan ini, sehingga acara dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan harapan, memberikan kebaikan bagi seluruh pihak yang terlibat di lingkungan sekolah. Arlinda berharap bahwa kegiatan ini dapat dilakukan secara reguler di masa yang akan datang.