Selama periode yang panjang, Israel telah menjalankan kendali di wilayah Palestina selama lebih dari 75 tahun. Konflik berkepanjangan ini telah menyebabkan ribuan warga Palestina tewas, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia yang tak bersalah, akibat tindakan tentara Zionis Israel. Selain mengakibatkan korban jiwa, mereka juga seringkali mengusir warga Palestina dari tanah mereka.
Pada tanggal 17 Oktober 2023, Gaza menjadi saksi serangan udara yang sangat mematikan ketika rumah sakit yang penuh dengan pasien dan pengungsi di Gaza dihantam oleh serangan Israel. Serangan ini mengakibatkan kematian sedikitnya 500 warga Palestina. Ini merupakan insiden yang sangat menggemparkan dan menjadi yang paling mematikan sejak konflik antara Hamas dan Israel meletus pada 7 Oktober 2023.
Kantor berita Associated Press (AP) mencatat bahwa, jika konfirmasi diperoleh, serangan ini akan menjadi yang paling mematikan dalam lima perang terakhir sejak tahun 2008. Serangan tersebut terjadi menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Israel pada tanggal 18 Oktober 2023, dengan maksud menunjukkan dukungannya kepada Israel.
Reaksi internasional terhadap serangan ini sangat kuat. Hampir semua kalangan, dari negara-negara Arab hingga negara-negara Barat, merespons dengan keras terhadap tindakan Israel terhadap rumah sakit di Gaza. Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menggambarkan serangan ini sebagai “kejahatan mengerikan, genosida,” dan mendesak negara-negara pendukung Israel untuk bertanggung jawab.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sekitar 500 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi, yang selain digunakan untuk merawat pasien, juga menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mencari tempat berlindung dari serangan udara Israel.
Pada tanggal 13 Oktober 2023, militer Israel memberikan ultimatum kepada warga di wilayah utara Gaza agar mengungsi ke wilayah selatan sebagai tanda kemungkinan serangan darat Israel ke Gaza. Ratusan warga berlindung di rumah sakit dengan harapan untuk terhindar dari serangan Israel, tetapi sayangnya rumah sakit juga menjadi target.
Serangan ini juga tidak hanya menghantam rumah sakit, tetapi juga menurut badan PBB yang menangani pengungsi Palestina (UNRWA), salah satu sekolah yang mereka kelola digunakan sebagai tempat perlindungan warga Palestina yang mengungsi. Serangan tersebut mengakibatkan kematian enam orang dan melukai ratusan lainnya. Sekolah tersebut menjadi tempat berlindung bagi sekitar 4.000 warga Palestina. UNRWA juga melaporkan bahwa selama seminggu terakhir, 24 fasilitas PBB menjadi target serangan Israel, menewaskan setidaknya 14 staf UNRWA.
Baru-baru ini, Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menekankan pentingnya perhatian serius dari pemimpin dunia, terutama PBB, untuk mengakhiri konflik yang telah berkepanjangan antara Israel dan rakyat Palestina. Dia menyatakan bahwa eksistensi Zionis Israel di tanah Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan merugikan warga Palestina. Doli menyerukan seluruh pemimpin dunia untuk menghentikan aneksasi dan penjajahan oleh Zionis Israel dan mengakhiri penderitaan warga Palestina.
Pada hari ini, KAHMI Jawa Barat menyampaikan kepada Media Dunsanak, bahwa mereka dengan tekad kuat, bergabung dalam seruan untuk mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Mereka memandang perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Palestina terhadap penjajahan Zionis Israel sebagai wujud perjuangan untuk mempertahankan tanah air mereka dan merebut kemerdekaan yang seharusnya menjadi hak setiap bangsa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Doli, kemerdekaan adalah hak segala bangsa yang harus dihormati.
Koordinator Presidium KAHMI Jawa Barat, Joni M Sikumbang, dengan tegas menyatakan bahwa penjajahan di seluruh dunia harus dihapuskan, karena tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Ia memandang bahwa segala bentuk perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Palestina terhadap Zionis Israel adalah sah sebagai respons terhadap kebiadaban dan ketidakadilan yang mereka alami.
Tindakan brutal yang dilakukan oleh tentara apartheid Zionis Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk penargetan warga sipil, anak-anak, rumah-rumah warga, dan fasilitas sosial lainnya, dikecam dengan keras. Bahkan, mereka mencatat bahwa militer Israel tidak ragu menyerang fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan pengobatan.
Dalam konteks pelanggaran terhadap komitmen dan hukum internasional yang jelas, KAHMI Jabat menyerukan kepada negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia, untuk segera merespons konflik antara rakyat Palestina dan Zionis Israel dengan menggelar pertemuan darurat. Mereka berharap agar persatuan dunia Islam dapat diperkokoh untuk memberikan dukungan terhadap Palestina dalam situasi yang sulit ini, dan mencari solusi yang adil dan damai.
Selain itu, Joni M Sikumbang juga mendesak Indonesia untuk segera menyiapkan bantuan pangan dan kesehatan bagi warga Gaza yang terancam terisolasi akibat kepungan yang diberlakukan oleh tentara Zionis Israel. Sementara itu, pihaknya juga mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, yang telah bersatu dalam pernyataan bersama sebagai bentuk dukungan yang kuat terhadap rakyat Palestina.