Bandung, Jawa Barat – Gemuruh ide dan strategi memenuhi Adhigana Resto di Jalan Cisangkuy, Bandung, pada Rabu (30/4/2025) saat Dewan Penasehat Perkumpulan Keluarga Minang (PKM) menggelar seminar keempatnya. Mengangkat tema “Meningkatkan Pemahaman Peserta tentang Strategi Inovasi dan Adaptasi dalam Bisnis Rumah Makan”, acara ini menjadi wadah bertukar ilmu bagi para pelaku dan calon pengusaha kuliner.

Ketua Dewan Penasehat PKM, Bapak Herman Muchtar, membuka acara dengan penuh semangat. Beliau menekankan pentingnya kegiatan berkala seperti ini, yang telah menjadi agenda rutin keempat selama masa kepemimpinannya. Harapannya, seminar ini dapat terus memberikan manfaat nyata bagi banyak orang setiap dua hingga tiga bulan sekali. Senada dengan itu, Ketua Umum DPP PKM, Bapak Nukkadis Naser, juga memberikan sambutan hangat kepada para peserta.
Dipandu dengan cekatan oleh Dr. Jack Febrian Rusdi, seminar ini menghadirkan para pakar di industri kuliner. Sesi pertama diisi oleh Dr. Eddy RS, salah satu nahkoda sukses jaringan Rumah Makan Sederhana. Beliau membagikan resep rahasia manajemennya, salah satunya adalah sistem bagi hasil yang diterapkan kepada karyawan. “Sistem ini memberikan energi positif dan mendorong potensi hasil yang optimal bagi usaha,” ungkapnya.

Pembicara berikutnya tak kalah inspiratif. Bapak Farid Wajdi, seorang pengusaha dengan portofolio bisnis yang beragam, mulai dari pemilik BPR Syariah Amanah Rabbaniah hingga menaungi sejumlah rumah makan populer berciri khas Sunda dan Padang. Beberapa di antaranya adalah Kantin Reog D45, Nasi Bancakan, Dapuran Sarumpun, Rumah Makan Alam Pilemburan, Adhigana Resto (yang menjadi lokasi acara), Kedai Nasi Bajamba Kapau, Dapur Kapau, dan Bajamba Kapau Soreang. Dalam presentasinya yang menarik, Bapak Farid Wajdi mengupas tuntas strategi mengelola berbagai konsep rumah makan, mulai dari pemilihan tema yang unik, penataan lesehan atau prasmanan, hingga inovasi konsep seperti open kitchen ala cafe.

Kisah sukses yang tak kalah memukau datang dari Bapak Iwan Febrian, pendiri restoran “Mak Aciak”. Lahir di Maninjau, beliau memulai bisnisnya dari skala kecil di Kalibata pada tahun 2015 dengan modal resep masakan keluarga. Siapa sangka, berkat keuletan dan kemampuan meyakinkan pelanggan, “Mak Aciak” kini telah memiliki 45 cabang yang tersebar luas, setelah pada tahun 2020 berhasil mengembangkan diri menjadi PT.
Seminar PKM ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi para peserta untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam kerasnya persaingan bisnis rumah makan, terutama di tengah dinamika pasar yang terus berubah. (*Syintia*)







