Feomena politik yang tengah berlangsung saat ini mampu memikat perhatian banyak orang yang memantau perkembangan situasi. Terlihat bahwa sejumlah individu dan kelompok masih bersikeras mempertahankan posisi, kepemimpinan, dan status quo yang sudah mereka nikmati. Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah: mengapa hal ini terjadi? Alasan utamanya tentu terletak pada keuntungan dan kenikmatan yang mereka peroleh dari jabatan atau posisi yang dipegang.
Meski prestasi yang telah dicapai oleh negara tergambar positif dalam berbagai pemberitaan media, kenyataannya terdapat kesenjangan sosial yang semakin melebar. Sebagaimana diungkapkan oleh Tempo, kesenjangan antara kelompok berkecukupan dan kelompok kurang mampu semakin membesar, dengan 1% dari populasi kaya memiliki kontrol atas sekitar 50% aset nasional Indonesia. Fakta ini turut diamini oleh pandangan yang diungkapkan oleh Jokowi, Presiden Indonesia, yang mengakui bahwa hanya 1% dari penduduk Indonesia yang menguasai setengah dari total lahan negara ini.
Namun, ironisnya, dalam tengah kenyataan ini, rakyat Indonesia sendiri mengalami penderitaan dan beban ekonomi yang semakin berat dalam kehidupan sehari-hari. Laporan dari mamikos mencatatkan gambaran pahit tentang kondisi masyarakat yang tengah merana, terpuruk dalam masalah ekonomi yang terus membelit mereka. Kompas pun turut mengungkapkan bahwa ketidaksetaraan pendapatan semakin memperburuk tingkat kemiskinan di tanah air, suatu fenomena yang seolah kontras dengan sorotan prestasi positif yang seringkali mendominasi berita. Pendapatan Rendah, Kemiskinan Bertambah, tulis Kompas.
Ketika sebagian pihak terus berjuang untuk mempertahankan posisi dan kekuasaan yang telah mereka nikmati, kesulitan dan penderitaan masyarakat yang lebih luas tampaknya masih menjadi isu yang belum mendapatkan perhatian serius. Disorientasi antara pencapaian prestasi dan realitas kesulitan rakyat menjadi perenungan bersama yang diperlukan. Di tengah perhelatan politik yang kompleks, semestinya juga diingatkan bahwa keberlanjutan suatu sistem pemerintahan seharusnya tidak hanya ditentukan oleh kenikmatan segelintir orang, tetapi juga oleh kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Inilah caption politik yang diangkat oleh redaksi untuk kali ini. “Mereka Ingin Tetap, Karena Menikmatinya. Padahal, Masyarakat Banyak Menderita”.