26 Agustus 2023. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan tokoh masyarakat Subarman, Media Dunsanak mendalami berbagai permasalahan yang mewarnai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Dalam wawancara tersebut, Subarman mengemukakan pandangannya tentang proyek ambisius ini dan merinci sejumlah perubahan dan kontroversi yang telah terjadi selama perjalanan proyek tersebut.
Perubahan Biaya yang Mengejutkan
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam wawancara ini adalah perubahan signifikan dalam besaran biaya proyek KCJB. Subarman memberikan informasi bahwa awalnya dana yang dihabiskan untuk proyek ini diperkirakan sekitar Rp. 86,8 triliun, namun pada Oktober 2023, biaya proyek membengkak menjadi Rp. 114,4 triliun. Menurut Subarman, perubahan ini mengundang pertanyaan tentang pengelolaan anggaran dan transparansi dari pemerintah dalam menjalankan proyek semacam ini.
Pergeseran Pendanaan dari Business to Business (B2B) hingga APBN
Salah satu poin penting yang dibahas dalam wawancara ini adalah pergeseran pendekatan pendanaan proyek KCJB. Pemerintah awalnya merancang proyek ini dengan skema bisnis ke bisnis (B2B) yang tidak melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 yang mengizinkan penggunaan APBN untuk mendukung proyek ini. Perubahan ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi kebijakan dan pertimbangan yang mendasarinya.
Perubahan Konsepsi dan Konsesi
Dalam wawancara tersebut, Subarman juga mengungkapkan perubahan signifikan dalam konsepsi proyek ini. Awalnya, proyek KCJB direncanakan dengan konsesi selama 50 tahun. Namun, pada tahun 2023, konsesi tersebut diperpanjang menjadi 80 tahun. Perubahan ini memicu spekulasi tentang manfaat jangka panjang dari proyek ini bagi pihak-pihak yang terlibat.
Tantangan dalam Pelaksanaan dan Penyelesaian
Proyek KCJB juga mengalami berbagai tantangan dalam pelaksanaan dan penyelesaiannya. Meskipun telah ada ground breaking pada Januari 2016 dengan target penyelesaian pada tahun 2019, proyek ini mengalami keterlambatan signifikan. Bahkan, hingga saat berita ini ditulis, KCJB masih belum diresmikan meskipun telah dijadwalkan untuk diresmikan pada April 2023.
Wawancara dengan Subarman memberikan pandangan yang beragam tentang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, menggambarkan perjalanan yang penuh kontroversi dan tantangan. Dari perubahan biaya yang signifikan hingga pergeseran pendekatan pendanaan, proyek ini mencerminkan kompleksitas dalam menjalankan infrastruktur besar dan dampaknya terhadap masyarakat. Meskipun masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, proyek KCJB tetap menjadi bukti nyata akan tantangan dan dinamika di balik proyek infrastruktur skala besar di Indonesia.