Generasi muda atau kalangan milenial di seluruh negeri memiliki kesempatan emas untuk berpartisipasi dalam dunia politik, namun sayangnya, masih sedikit yang tertarik dan aktif dalam proses politik baik di tingkat lokal maupun nasional. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk mekanisme seleksi yang belum transparan, politik yang saling berpengaruh tanpa terlihat secara jelas, serta perkembangan komunikasi politik dan pemerintahan yang sangat dinamis terkait kemajuan teknologi dan jejaring sosial di dunia maya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Media Dunsanak, Prof. Dr. Erliana Hasan, seorang pakar komunikasi pemerintahan dan komunikasi politik, menyoroti urgensi peran generasi muda dalam membentuk masa depan bangsa dan negara. “Partisipasi generasi muda dalam dunia politik memang masih rendah, tetapi melalui perspektif ilmu komunikasi politik dan ilmu komunikasi pemerintahan, hal ini merupakan kesempatan emas bagi generasi muda untuk memperkenalkan diri dan bergerak cepat dalam dunia politik yang tak terpisahkan dari pemerintahan secara keseluruhan,” ujarnya.

Prof. Erliana menekankan bahwa rendahnya persaingan di kalangan generasi muda yang ingin terjun ke dunia politik memberikan peluang besar bagi mereka untuk mendapatkan posisi strategis di tingkatan pemerintahan, baik di level lokal maupun nasional. Dia berharap agar lebih banyak pemuda dan pemudi dapat melihat peluang ini sebagai panggilan untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan visi, misi, dan program kepemimpinan sesuai arah dan tujuan negara yang telah disepakati.
Dalam konteks ini, Prof. Erliana juga menekankan pentingnya generasi muda untuk memahami lebih komprehensif dan holistik tentang komunikasi politik dan komunikasi pemerintahan agar dapat menghadapi tantangan dalam kepemimpinan nasional. Terlebih, beliau menyadari bahwa fenomena dan komunikasi politik dalam tahun politik terkini telah menimbulkan friksi dan ketidaksempurnaan yang tidak seharusnya terjadi dalam komunikasi politik pemerintahan. Kondisi ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk berkiprah dalam dunia politik.
“Perlu dipertimbangkan letak kurikulum pendidikan tentang komunikasi politik dan komunikasi pemerintahan agar generasi muda memiliki wawasan luas dan keterampilan yang sesuai dengan kondisi geopolitik dunia yang semakin fluktuatif. Apalagi, tantangan yang dihadapi seperti kelangkaan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas, yang dapat mempengaruhi bonus demografi apabila sumber daya manusianya berkualitas,” ungkapnya.
Namun, Prof. Erliana menyadari bahwa peran generasi muda dalam politik tidaklah mudah dan dihadapkan dengan berbagai tantangan lokal, nasional, dan global. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya semangat pantang menyerah dan tekad bulat untuk berbuat lebih baik bagi negara, bangsa, dan agama.
Para ahli komunikasi politik dan komunikasi pemerintahan berharap generasi muda dapat bersinergi dalam menciptakan gerakan komunikasi politik yang kredibel dan mampu menghadapi tantangan global demi keutuhan NKRI serta keberhasilan komunikasi politik pemerintahan saat ini dan masa depan yang lebih gemilang.
Generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan emas ini dengan bijaksana, menggali potensi diri, dan membawa semangat serta tekad untuk berkorban demi Indonesia yang lebih baik. Meski tidak semua aspek generasi muda dapat tercakup dalam tulisan ini, semangat mereka menjadi pendorong perubahan fundamental bagi tanah air yang kita cintai ini. Semoga semangat generasi muda Indonesia semakin membara dan membawa Indonesia menuju kejayaan yang abadi.