Sejarah Idul Fitri bermula ketika Nabi Muhammad SAW menghubungkan tradisi merayakan Yaumul Fitri dengan ibadah puasa Ramadan. Pada awalnya, Yaumul Fitri merupakan hari raya yang diperingati oleh umat Muslim di Madinah untuk memperingati kemenangan dan kesuksesan dalam pertempuran dan perang. Namun, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk menghubungkan tradisi ini dengan ibadah puasa Ramadan dan menjadikan Yaumul Fitri sebagai hari raya untuk merayakan keberhasilan menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Makna Idul Fitri dalam kehidupan sosial adalah momen untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan hubungan sosial dengan sesama. Umat Muslim biasanya melakukan kunjungan ke rumah sanak saudara, teman, dan tetangga untuk bersilaturahmi dan mempererat hubungan persaudaraan. Selain itu, pada saat Idul Fitri juga biasanya dilakukan kegiatan sosial seperti memberikan sedekah, zakat, dan bantuan kepada yang membutuhkan.
Momen Idul Fitri juga menjadi ajang untuk memaafkan dan memohon maaf antara sesama. Dalam budaya masyarakat Indonesia, Idul Fitri sering dianggap sebagai momen penting untuk mengakhiri konflik dan perselisihan antarindividu atau kelompok. Dengan memohon maaf dan memaafkan, diharapkan dapat mempererat hubungan dan membangun keharmonisan dalam masyarakat.
Selain itu, pada saat Idul Fitri juga terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya seperti takbiran, salat Id, dan berbagai acara perayaan yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial tetapi juga memperkuat identitas keagamaan dan budaya masyarakat Muslim di Indonesia.
Dalam keseluruhan, Idul Fitri memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat Muslim di Indonesia dan menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang sebagai momen yang penuh kebahagiaan, silaturahmi, dan kebersamaan.
Keluarga besar Dunsanak mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan, Maaf Lahir dan Bathin.