Kehadiran Ojek Online telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, termasuk mobilitas dalam dunia pendidikan. Di sisi lain, driver ojol pun menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Dr. Tedja selaku pakar pendidikan mengkritisi permasalahan yang dihadapi oleh driver ojol ini kepada Medua Dunsanak. Permasalahan ini diangkat oleh Dr. Tedja ketika bersilaturahmi dengan beberapa anggota komunitas Ojol di Cimahi. Beberapa solusi perlu diperthatikan dan ditindaklanjuti oleh berbagai pihak.
“Pemerintah dan pihak terkait perlu memperhatikan keberadaan driver ojol ini, secara angka, jumlah mereka yang bersileweran di jalanan ini mencapai 4 juta lebih. Jumlah mereka lebih banyak dari pada gabungan personel TNI dan Polri yang berjumlah sekitar 1,24 juta orang. Bahkan lebih banyak daripada jumlah PNS yang jumlahnya dibawah 4 juta orang. Artinya, keberadaan driver ojol ini merupakan salah satu solusi bagi pemerintah dalam mengantisipasi pengangguran di tanah air ini,” ungkap Dr, Tedja.
“Kehadiran Driver ojol telah memberikan banyak manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Mislanya kemudahan dan kenyamanan dalam transportasi, penghematan biaya bagi masyarakat dalam mobilitas mereka, pilihan kendaraan yang beragam, peningkatan perekonomian masyarakat, dukungan bagi para pengusaha kecil dan menengah, dan bahkan membantu menyelamatkan nyawa dalam keadaan darurat,” lanjut Dr. Tedja.
Dalam silaturahmi dengan beberapa driver ojol di Cimahi baru-baru ini, Dr. Tedja mendapatkan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh Driver Ojol ini. Beberapa masukan diantaranya disampaikan oleh Anggi, Tatang, Resta, dan Asep Nanda. Kelompok driver ojol ini berasal dari Kelurahan Cimahi, Kelurahan Setiamanah, dan Kelurahan Padasuka. Mereka yang memiliki mobilitas tinggi di lapangan menyebutkan bahwa beberapa permasalahan yang mereka hadapi menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan aktivitas mereka sebagai Driver Ojol ini.

Misalnya seperti terungkap dalam diskusi, tantangan diantaranya tentang adanya pencaloan atau adanya dana terselubng saat mengurus administrasi terkait asuransi, yang akhirnya juga beban bagi para driver ojol. Beberapa permasalahan inti lainnya seperti terkait risiko di jalanan, kesehatan, dan ketidakpastian pendapatan.
Dr. Tedja mengidentifikasi beberapa permasalahan yang mereka hadapi, paling tidak dari sisi pendapatan yang tidak stabil. Disamping itu terkait dengan risiko keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Lebih lanjut Dr. Tedja juga mengungkapkan permasalahan persaingan yang ketat, keseimbangan kerja dan hidup, akses ke fasilitas kesehatann, kurangnya perlindungan sosial, dan bahkan keamanan dalam penipuan.
Untuk itu, Dr. Tedja mengajak para stakeholder terkait untuk memberikan perhatian khusus bagi driver ojol ini, baik dari kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, maupun media. Unsul pentahelix ini diajak untuk saling membahu membantu mereka sebagai salah satu kunci mobilitas masyarakat pada saat ini.
Selanjutnya Dr. Teda menyampaikan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Seperti menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan, mempermudah akses mereka untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, memberikan perlindungan sosial, pemberian penghargaan dan insentif, serta perlunya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai keberadaan driver ojol ini.
Fokus solusi ini harus menjadi bagian dari perusahaan penyedia jasa transportasi online tersebut. Begitu juga dengan pemerintah, misalnya dengan memberikan dukungan layanan biaya BPJS yang ditanggung oleh pemerintah, misalnya oleh pemerintah daerah masing-masing.
“Hal ini dapat membantu para driver ojol untuk mengatasi risiko finansial dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” tutup Dr. Tedja.