Bandung – Pakar teknologi informasi, Dr. Jack Febrian Rusdi, mengingatkan para mahasiswa dari berbagai jenjang untuk berhati-hati dalam menggunakan Artificial Intelligence (AI). Penggunaan AI yang tidak tepat dan menyimpang dari kaidah ilmiah dapat berujung pada pencabutan gelar kesarjanaan atau gelar akademik lainnya.
“Penggunaan AI memang peluang besar untuk membantu penelitian, tetapi akurasinya harus selalu diuji. AI tidak selalu menghasilkan data yang benar,” ungkap Dr. Jack kepada Dunsanak di Bandung, baru-baru ini.
Ia menjelaskan bahwa banyak peneliti, termasuk dirinya, menemukan kejanggalan dalam data yang dihasilkan AI, terutama dalam hal referensi.
Dr. Jack menekankan pentingnya integritas akademik dan etika dalam menggunakan teknologi AI. Mahasiswa diharapkan tetap mengutamakan proses belajar dan berpikir kritis, serta tidak mengandalkan AI secara mutlak.
“AI adalah alat bantu, bukan pengganti otak. Gunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Peringatan ini menjadi penting di tengah maraknya penggunaan AI di berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan. Mahasiswa perlu menyadari risiko dan konsekuensi dari penggunaan AI yang tidak tepat, agar gelar akademik yang diperoleh tetap terjaga integritasnya.